BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Bahan bakar di dunia ini banyak macamnya. Bahan bakar-bahan
bakar tersebut banyak yang berasal dari dalam bumi dan banyak orang yang belum
tahu bagaimana proses terbentuknya bahan bakar tersebut, sehingga menyebabkan
bahan bakar tersebut dipakai terus-menerus yang menyebabkan jumlah bahan bakar
tersebut berkurang banyak.
Bahan bakar yang sering kita dengar dan pakai begitu banyak
tapi, minyak bumi, gas alam, dan batubara merupakan bahan bakar yang paling
sering digunakan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami merumuskan masalah
adalah tidak tahunya kebanyakan orang tentang proses terbentuknya minyak bumi,
gas alam, dan batubara.
1.3 Tujuan
Penulisan Makalah
Memunculkan pengatahuan tentang proses terbentuknya minyak
bumi, gas alam, dan batubara.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1 Minyak
Bumi
2.1.1
Pengertian Minyak Bumi
Minyak Bumi merupakan campuran dari
berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling sering ditemukan adalah
alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang), sikloalkana, hidrokarbon
aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
2.1.2
Proses
Pembentukan Minyak Bumi
Proses terbentuknya minyak bumi dijelaskan berdasarkan tiga
teori, yaitu:
1) Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis dikemukakan oleh
Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan reaksi kalsium
karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan logam alkali)
dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak bumi pada
temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3 + Alkali →
CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2) Teori Biogenesis
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena
adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini
terjadi antara atmosfir dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua
panah dengan arah yang berlawanan, dimana karbon diangkut dalam bentuk karbon
dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi,
artinya CO2 diekstrak dari atmosfir oleh organisme fotosintetik darat dan laut.
Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir melalui respirasi
makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).
P.G. Mackuire yang pertama kali mengemukakan pendapatnya
bahwa minyak bumi berasal dari tumbuhan. Beberapa argumentasi telah dikemukakan
untuk membuktikan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu:
-
Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi,ini disebabkan oleh
adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat
organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
- Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang
terdiri dari hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
- Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat
mirip dengan zat organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik
menggandung oksigen dan nitrogen cukup besar.
- Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan
bagian integral sedimentasi.
- Secara praktis lapisan minyak bumi terdapat dalam kambium
sampai pleistosan.
-
Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
Proses
pembentukan minyak bumi terdiri dari tiga tingkat, yaitu:
1. Pembentukan sendiri, terdiri dari:
- pengumpulan zat
organik dalam sedimen
- pengawetan zat
organik dalam sedimen
- transformasi zat
organik menjadi minyak bumi.
2. Migrasi minyak bumi yang
terbentuk dan tersebar di dalam
lapisansedimen terperangkap.
3. Akumulasi tetes minyak yang tersebar dalam lapisan sedimen
hingga berkumpil menjadi akumulasi komersial.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan
percobaan di laboratorium, namun berbagai faktor geologi mengenai cara
terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya didalam sedimen harus pula
ditinjau. Fakta ini disimpulkan oleh Cox yang kemudian di kenal sebagai pagar
Cox diantaranya adalah:
-
Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen
dan umumnya pada sedimen marine, fesies sedimen yang utama untuk minyak bumi
yang terdapat di sekitar pantai.
-
Minyak bumi memeng merupakan campuran kompleks
hidrokarbon.
-
Temperatur reservior rata-rata 107°C dan minyak bumi
masih dapat bertahan sampai 200°C. Diatas temperatur ini forfirin sudah tidak
bertahan.
-
Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi
ditandai adanya forfirin dan belerang.
-
Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari
8-10000 psi. Proses transformasi zat organik menjadi minyak bumi.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi peristiwa diatas,
diantaranya:
1. Degradasi thermal
Akibat sedimen terkena penimbunan dan pembanaman maka
akan timbul perubahan tekanan dan suhu. Perubahan suhu adalah faktor yang
sangat penting.
2. Reaksi katalis
Adanya katalis dapat mempercepat proses kimia.
3. Radioaktivasi
Pengaruh pembombanderan asam lemak oleh partikel alpha
dapay membentuk hidrokarbon parafin. Ini menunjukan pengaruh radioaktif
terhadap zat organik.
4. Aktifitas bakteri.
Bakteri mempunyai potensi besar dalam proses pembentukan
hidrokarbon minyak bumi dan memegang peranan dari sejak matinya senyawa organik
sampai pada waktu diagnosa, serta menyiapkan kondisi yang memungkinkan
terbentuknya minyak bumi.
Jenis zat organik yang dijadikan sumber minyak bumi menurut
para ahli dapat disimpulkan bahwa jenis zat organik yang merupakan zat
pembentuk utama minyak bumi adalah lipidzat organik dapat terbentuk
dalamkehidupan laut ataupun darat dan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
yang berasal dari nabati dan hewani.
3)
Teori Duplex
Teori “duplex” yang merupakan perpaduan dari kedua teori
sebelumnya. Teori duplex yang banyak di terima oleh kalangan luas menjelaskan
bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik
hewani maupun nabati.
Di perkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani
dan gas bumi berasal dari materi nabati. Yang jelas minyak dan gas bumi terdiri
dari senyawa kompleks yang unsur utamanya adalah karbon (C) dan unsur hydrogen
(H). secara sederhana senyawa ini dapat ditulis dengan rumus kimia CXHY, sehingga
sering di sebut sebagai senyawa hidrokarbon.
Pada zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam
binatang dan tumbuh-tumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun
punah itu akhirnya tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan Lumpur ini
kemudian di hanyutkan oleh arus sungai menuju lautan, bersama bahan organik
lainnya dari daratan.
Akibat pengaruh waktu, temperatur tinggi dan tekanan beban
lapisan batuan di atasnya binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tadi berubah
menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas.
Akibat pengaruh yang sama, maka endapan Lumpur berubah
menjadi batuan sediment. Batuan lunak yang berasal dari Lumpur yang mengandung
bintik-bintik minyak dikenal sebagai batuan induk atau “soure rock”.
Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempet yang bertekanan
lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat yang di sebut perangkap
(trap).
Suatu perangkap dapat mengandung :
1.
Minyak, gas, dan air
2. Minyak dan air
3.
Gas dan air
Karena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada
dalam suatu perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di
atas, minyak di tengah dan air di bagian bawah. Gas yang terdapat bersama-sama
minyak bumi di sebut “associated gas” sedangkan yang terdapat sendiri dalam
suatu perangkap disebut “non-associated gas”.
Dalam proses pembentukan minyak bumi diperlukan waktu yang
masih belum bisa di tentukan sehingga mengenai hal ini masih terdapat pendapat
yang berbeda-beda. Ada yang mengataka ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan
tahun bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.
2.2 Gas
Alam
2.2.1
Pengertian Gas Alam
Gas alam sering juga disebut sebagai gas
bumi atau gas rawa, adalah bahan bakar fosil berbentuk gas yang terutama
terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi
dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya dengan metana diproduksi
melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-bahan organik selain dari
fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan di rawa-rawa,
tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia dan hewan.
Komposisi kimia Komponen utama dalam gas alam adalah metana (CH4), yang
merupakan molekul hidrokarbon rantai terpendek dan teringan. Gas alam juga
mengandung molekul-molekul hidrokarbon yang lebih berat seperti etana (C2H6),
propana (C3H8) dan butana (C4H10), selain juga gas-gas yang mengandung sulfur
(belerang). Gas alam juga merupakan sumber utama untuk sumber gas helium.
Metana adalah gas rumah kaca yang dapat menciptakan pemanasan global ketika
terlepas ke atmosfer, dan umumnya dianggap sebagai polutan ketimbang sumber
energi yang berguna. Meskipun begitu, metana di atmosfer bereaksi dengan ozon,
memproduksi karbon dioksida dan air, sehingga efek rumah kaca dari metana yang
terlepas ke udara relatif hanya berlangsung sesaat. Sumber metana yang berasal
dari makhluk hidup kebanyakan berasal dari rayap, ternak (mamalia) dan
pertanian (diperkirakan kadar emisinya sekitar 15, 75 dan 100 juta ton per
tahun secara berturut-turut).
2.2.2
Proses Pembentukan Gas Alam
Pembentukan
gas alam dapat dibagi menjadi dua jenis yakni proses biologis dan proses
thermal.
a.
Proses
Biologis
Pada proses awal, gas alam terbentuk dari
hasil dekomposisi zat organik oleh mikroba anaerobik. Mikroba yang mampu hidup
tanpa oksigen dan dapat bertahan pada lingkungan dengan kandungan sulfur yang
tinggi. Pembentukan gas alam secara biologis ini biasanya terjadi pada rawa,
teluk, dasar danau dan lingkungan air dengan sedikit oksigen. Proses ini
mmembentuk gas alam pada kedalaman 760 sampai 4880 meter akan tetapi pada
kedalaman dibawah 2900 meter, akan terbentuk wet gas (gas yang mengandung
cairan hydrocarbon). Proses jenis ini menempati 20 persen keseluruhan
cadangan gas dunia.
b.
Proses
Thermal
Pada kedalaman 4880 meter, minyak bumi
menjadi tidak stabil sehingga produk utama hydrocarbon menjadi gas metan. Gas
ini terbentuk dari hasil cracking cairan hydrocarbon yang ada
disekitarnya. Proses pembentukan minyak bumi juga terjadi pada kedalaman ini,
akan tetapi proses pemecahannya menjadi metan lebih cepat terjadi.
2.3 Batubara
2.3.1
Pengertian Batubara
Batubara adalah termasuk salah satu bahan
bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar,
terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan
terbentuk melalui proses pembatubaraan. Unsur-unsur utamanya terdiri dari
karbon, hidrogen dan oksigen. Batubara juga adalah batuan organik yang memiliki
sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai
bentuk. Analisa unsur memberikan rumus formula empiris seperti : C137H97O9NS
untuk bituminus dan C240H90O4NS untuk
antrasit.
Pembentukan batubara dimulai sejak
Carboniferous Period (Periode Pembentukan Karbon atau Batu Bara) – dikenal
sebagai zaman batu bara pertama – yang berlangsung antara 360 juta sampai 290
juta tahun yang lalu. Mutu dari setiap endapan batu bara ditentukan oleh suhu
dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai ‘maturitas
organik’. Proses awalnya gambut berubah menjadi lignite (batu bara muda) atau
‘brown coal (batu bara coklat)’ – Ini adalah batu bara dengan jenis maturitas
organik rendah. Dibandingkan dengan batu bara jenis lainnya, batu bara muda
agak lembut dan warnanya bervariasi dari hitam pekat sampai kecoklat-coklatan.
Mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang
terus menerus selama jutaan tahun, batu bara muda mengalami perubahan yang
secara bertahap menambah maturitas organiknya dan mengubah batu bara muda
menjadi batu bara ‘sub-bitumen’. Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung
hingga batu bara menjadi lebih keras dan warnanya lebh hitam dan membentuk
‘bitumen’ atau ‘antrasit’. Dalam kondisi yang tepat, penigkatan maturitas
organik yang semakin tinggi terus berlangsung hingga membentuk antrasit.
2.3.2
Proses Pembentukan Batubara
Hampir seluruh
pembentuk batubara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk
batubara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
- Alga,
dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit
endapan batubara dari perioda ini.
- Silofita,
dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit
endapan batubara dari perioda ini.
- Pteridofita,
umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batubara
berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan
biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
- Gimnospermae,
kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar
getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan
glossopteris adalah penyusun utama batubara Permian seperti di Australia,
India dan Afrika.
- Angiospermae,
dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang
menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah
dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
Proses
perubahan sisa-sisa tanaman menjadi gambut hingga batubara disebut dengan
istilah pembatubaraan (coalification). Secara ringkas ada 2 tahap proses yang
terjadi, yakni:
- Tahap
Diagenetik atau Biokimia, dimulai pada saat material tanaman terdeposisi
hingga lignit terbentuk. Agen utama yang berperan dalam proses perubahan
ini adalah kadar air, tingkat oksidasi dan gangguan biologis yang dapat
menyebabkan proses pembusukan (dekomposisi) dan kompaksi material organik
serta membentuk gambut.
b.
Tahap Malihan atau Geokimia, meliputi proses perubahan dari lignit menjadi
bituminus dan akhirnya antrasit.
a.
Teori berdasarkan Tempat terbentuknya
Teori
Insitu :
Bahan
– bahan pembentuk lapisan batubara terbentuk ditempat dimana tumbuh – tumbuhan
asal itu berada. Dengan demikian setelah tumb mati, belum mengalami proses
transportasi segera tertutup oleh lapisan sedimen dan mengalami proses
coalification.
Ciri
:
a.
Penyebaran luas dan merata
b.
Kualitas lebih baik, contoh Muara Enim
Teori
Drift:
Bahan-bahan
pembentuk lapisan batubara terjadi ditempat yang berbeda dengan tempat tumbuhan
semula hidup dan berkembang. Dengan demikian tumbuhan yang telah mati mengalami
transportasi oleh media air dan terakumulasi disuatu tempat, tertutup oleh
lapisan sedimen dan mengalami coalification.
Ciri
:
a.
Penyebaran tidak luas tetapi banyak.
b.
kualitas kurang baik (mengandung pasir pengotor), contohnya pengendapan delta
di aliran sungai mahakam.
semoga dengan makala ini dapat nenambah ilmu pengetahuan kita
BalasHapussangat bagusss
BalasHapusWow... Ketemu ttg masalah minyak bumi, mhs perminyakan or Kary ?. Bagus lho makalah nya. Izin share ya.
BalasHapusKarena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada dalam suatu perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di atas, minyak di tengah dan air di bagian bawah. Gas yang terdapat bersama-sama minyak bumi di sebut “associated gas” sedangkan yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut “non-associated gas”.
BalasHapusDengan nama berbeda ini, apakah komposisi sama sehingga dalam pemakaian sehari-hari keduanya telah bercampur yg yg disebut gas.
Apa kaitannya dgn gas (lpg) yg dipakai?.